- Profil Usaha
- Daftar Menerbitkan Buku
- Kirim Naskah
- Cek Progess Buku
- Cek Royalti Buku
- Kerjasama Net Promoter
- Jasa Parafrase
- Jasa Pengurusan HAKI
- Konsultasi Menulis
- Kerjasama Workshop
- Program Reseller
- Promo Khusus Penulis Deepublish
- Dasar Menulis
- Cara Menerbitkan Buku
- Memasarkan Buku
- Teknik Menulis
- Writing Advice
- Writing Tools
- (NEW 2024) Panduan Menulis Buku Ajar Sesuai RPS
- (NEW 2024) Kunci Sukses Publikasi
- (NEW 2024) Menulis dengan Etika untuk Hindari Plagiarisme
- (PREMIUM) Cara Praktis Menulis Buku
- (NEW) Sukses Menulis Buku Referensi
- (NEW) Panduan Ringkas Menulis Buku Monograf
- Panduan Menulis Buku Ajar (Versi Cepat Paham)
- Rahasia Menulis Buku Ajar
- Self Publishing
- Pedoman Menulis Buku Tanpa Plagiarisme
Home » Apa Itu PhD? Ini Perbedaan PhD dan Doktor
Seputar Dosen
Apa itu phd ini perbedaan phd dan doktor.
- Juli 14, 2023
Pernahkah kamu bertanya mengenai apa itu PhD? Bagi beberapa orang istilah PhD terasa memusingkan karena dianggap sama sekaligus berbeda dengan gelar doktor. Jadi, PhD maupun Doktor memang sama-sama gelar pendidikan tertinggi di dunia akademik.
Meskipun begitu, kedua gelar ini punya perbedaan yang tentu wajib dipahami. Jangan sampai salah mengartikan bahwa pemilik gelar PhD adalah ahli di bidang filsafat, padahal artinya jauh berbeda.
Supaya tidak keliru penafsiran, dan juga bisa tahu kapan bisa meraih gelar PhD dan kapan bisa meraih gelar Doktor. Maka uraian berikut perlu disimak.
Apa Itu Program Doktor?
Hal pertama yang akan dibahas sebelum menemukan jawaban dari pertanyaan apa itu PhD adalah pengertian dari program Doktor. Doktor pada dasarnya adalah program studi pascasarjana atau gelar pendidikan bagi siapa saja yang menyelesaikan studi S3.
Dalam dunia pendidikan tinggi, gelar pendidikan dimulai dari D1 sampai D4/S1 untuk mahasiswa yang masuk ke perguruan tinggi vokasi. Kemudian di universitas umum ada gelar S1, S2, dan yang tertinggi adalah S3.
Lulusan S3 kemudian diberi gelar Doktor, penulisan gelar ini ditempatkan di depan nama penyandang atau pemiliknya. Sehingga berbeda dengan gelar S1 maupun S2 yang ditempatkan di belakang nama.
Apapun jurusan atau bidang keilmuan yang diambil saat menempuh pendidikan S3, maka dipastikan akan memperoleh gelar Doktor. Gelar Doktor sendiri bisa didapatkan setelah menempuh perkuliahan antara 6 sampai 14 semester atau berkisar antara 3-7 tahun.
Namun, untuk menentukan jangka waktu perkuliahan S3 maka perlu disesuaikan dengan kebijakan dari kampus. Beberapa kampus bahkan memberikan pendidikan S3 kurang dari 2 tahun, namun ada juga yang sampai 7 tahun.
Selain itu, cepat lambatnya mahasiswa S3 lulus dan berhak mendapatkan gelar Doktor juga ditentukan oleh kedisiplinan mahasiswa itu sendiri. Jika sudah menyiapkan disertasi sejak dini, maka bisa lulus lebih cepat. Begitu juga sebaliknya.
- 10 Kerja Sampingan Dosen yang Paling Menguntungkan
- 12 Tipe Mengajar Dosen Masa Kini di Kampus, Valid kan?
- 10 Tipe Dosen saat Mengajar Daring, Anda yang Mana?
Apa Itu Program PhD?
Kemudian, apa itu PhD? Setelah mengetahui apa itu Doktor, maka selanjutnya perlu mengetahui pengertian dari PhD. PhD merupakan kependekan dari Doctor of Philosophy . Meskipun ada kata philosophy yang artinya filsafat, namun gelar PhD tidak lantas hanya dimiliki oleh lulusan ilmu Filsafat saja.
PhD sendiri kemudian diartikan sebagai gelar pendidikan yang bisa dimiliki oleh mahasiswa S3 yang sudah menyelesaikan masa perkuliahannya. Gelar PhD memiliki kesamaan dengan gelar Doktor, yakni sama-sama disandang oleh lulusan S3.
Hanya saja, PhD dan Doktor diterima oleh mahasiswa yang kuliah S3 di negara tertentu. Kuliah S3 di Indonesia dan sejumlah negara di Asia biasanya mendapatkan gelar Doktor. Tidak peduli mengambil jurusan apa, setelah lulus langsung mendapat gelar Doktor.
Sementara untuk mahasiswa yang kuliah S3 di universitas yang ada di negara Amerika dan Inggris (UK – United Kingdom). Maka akan mendapatkan gelar PhD pada saat berhasil menyelesaikan studi S3 tersebut.
Kemudian untuk kata filsafat di dalam gelar PhD bukan menunjukan bahwa gelar ini dimiliki lulusan ilmu filsafat. Melainkan menunjukan PhD sebagai gelar penghargaan tertinggi dalam ilmu pengetahuan atau dalam dunia akademik.
Sebab seperti yang diketahui bersama, gelar PhD bisa didapatkan jika sudah menyelesaikan pendidikan tertinggi yakni S3. Sehingga sudah dianggap sebagai ahli di bidang keilmuan yang diambil dan kemudian mendapatkan gelar tersebut.
Apakah PhD Sama dengan S3?
Setelah mengetahui apa itu PhD, mungkin akan bertanya-tanya apakah PhD ini sama dengan S3? Jadi, pada dasarnya keduanya berbeda sebab S3 mengarah pada jenjang pendidikan tinggi yang diraih atau dijalankan oleh seseorang.
Sementara untuk PhD adalah gelar pendidikan yang diraih setelah menyelesaikan studi S3 di universitas yang menerapkan pemberian gelar tersebut. Jadi, tidak semua mahasiswa S3 bisa meraih gelar PhD apalagi jika tidak sampai lulus.
Supaya bisa mendapatkan gelar PhD, seseorang perlu mengikuti perkuliahan selama 6-14 semester. Artinya, studi PhD memakan waktu sekitar 3-7 tahun dengan menyelesaikan disertasi.
Perbedaan PhD dan Doktor
Hal berikutnya yang perlu dibahas dan dipahami selain tentang apa itu PhD, adalah perbedaan PhD dan Doktor. Sebelumnya, kedua gelar ini punya persamaan yakni sama-sama didapatkan oleh lulusan S3.
Jadi, setelah menyelesaikan pendidikan S3 seorang mahasiswa bisa mendapatkan gelar Doktor maupun PhD, biasanya salah satunya. Gelar lulusan S3 ini ditentukan oleh perguruan tinggi mana yang dipilih untuk menyelesaikan pendidikan S3.
Sebagaimana yang disampaikan di awal, gelar Doktor umum diberikan kepada lulusan S3 di Indonesia dan sejumlah negara lain di dunia. Sedangkan gelar PhD diberikan kepada mereka yang menyelesaikan S3 di negara tertentu.
Misalnya di perguruan tinggi yang ada di Amerika dan juga Inggris. Semua perguruan tinggi di dua negara tersebut memberikan gelar PhD kepada lulusan S3. Jadi, jika kamu menempuh S3 di Amerika atau mungkin di Inggris maka akan mendapatkan gelar PhD.
Sebaliknya, jika kamu menyelesaikan S3 di perguruan tinggi Indonesia, Malaysia, Australia, dan negara lainnya maka mendapatkan gelar Doktor. Jadi, perbedaan PhD dan Doktor terletak pada universitas tempat menempuh pendidikan S3.
Sehingga bisa diartikan bahwa gelar PhD dan Doktor sama tingkatannya, tidak ada yang lebih baik atau lebih unggul. Sebab sama-sama diberikan kepada lulusan S3. Hal penting lainnya adalah apabila lulusan universitas Inggris ingin berkarir di dunia akademik tanah air.
Maka perlu mengurus penyetaraan ijazah S3 mereka di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Penyetaraan ijazah umum dilakukan oleh lulusan S2 maupun S3 luar negeri yang ingin menjadi dosen di Indonesia. Namun bisa juga untuk profesi lain jika ditetapkan oleh instansinya.
Cara Mendapatkan Gelar PhD
Setelah memahami apa itu PhD, maka bisa jadi muncul keinginan untuk meraih gelar PhD tersebut. Sebab masyarakat Indonesia mayoritas meyakini bahwa kualitas pendidikan tinggi di luar negeri lebih unggul. Apalagi untuk negara maju seperti Amerika Serikat dan Inggris.
Gelar PhD kemudian dinilai lebih bergengsi, apalagi bisa menyelesaikan perkuliahan di negara lain yang tentu lebih menantang. Pertama, karena bahasa di kelas tentu menggunakan bahasa Inggris. Sehingga lulusannya dijamin fasih bahasa internasional tersebut.
Kedua, mayoritas universitas di Amerika dan Inggris masuk ke dalam daftar strategis universitas terbaik di dunia. Pemeringkatan ini merupakan hasil dari sejumlah lembaga pemeringkatan universitas dunia. Jadi, wajar jika banyak yang berusaha meraih gelar PhD.
Lalu, bagaimana cara mendapatkan gelar PhD tersebut? Ada beberapa syarat dan ketentuan perlu dipenuhi agar bisa mendapatkan gelar PhD. Berikut detailnya:
1. Menempuh Pendidikan S3 di Negara yang Tepat
Dari penjelasan apa itu PhD yang dijelaskan di awal tentu bisa dipahami bahwa tidak semua universitas di semua negara memberi gelar ini untuk lulusan S3. Sejauh ini hanya diberikan oleh negara Amerika dan Inggris.
Jadi, cara pertama agar bisa meraih gelar PhD adalah kuliah S3 di negara yang tepat. Cari tahu negara mana saja yang lulusan S3-nya diberikan gelar PhD, setelah menemukan daftarnya.
Baru kemudian mencari tahu daftar perguruan tinggi di negara tersebut, dan temukan jurusan yang diinginkan di salah satunya. Tidak ada salahnya mengutamakan perguruan tinggi dengan kualitas terbaik.
Supaya bisa menikmati kegiatan pembelajaran yang terbaik juga dengan dukungan fasilitas lengkap sekaligus modern. Setiap negara memiliki banyak perguruan tinggi, sama seperti di Indonesia.
Menariknya, tidak semua perguruan tinggi di suatu negara punya kualitas mumpuni. Jadi, harus jeli memilih kampus untuk kuliah S3 di luar negeri. Semakin bagus kualitasnya maka semakin tepat untuk dipilih.
2. Mempublikasikan Jurnal Internasional
Salah satu syarat untuk bisa lulus S3 adalah melakukan publikasi artikel ilmiah ke jurnal internasional. Gelar PhD bisa didapatkan dengan memenuhi syarat satu ini, sebab sebagian besar universitas yang memberi gelar PhD mewajibkan publikasi.
Jadi, usahakan sudah memahami bagaimana cara mempublikasikan artikel ke jurnal internasional. Jika sudah tahu maka tinggal dieksekusi untuk memenuhi syarat umum bisa lulus S3 dan menyandang gelar PhD.
Publikasi ini bisa dalam bentuk 1 jurnal internasional, namun beberapa universitas mensyaratkan jumlah lebih dari satu. Beberapa mensyaratkan publikasi 2 jurnal, 3 jurnal, atau bahkan lebih.
Jadi, kembali ke poin pertama dalam memilih kampus untuk meraih gelar PhD. Cek reputasinya dan cek juga persyaratan untuk lulus S3 di dalamnya. Tidak berlebihan jika mencari universitas dengan syarat publikasi hanya 1 jurnal internasional.
Jumlah publikasi yang lebih sedikit tentu lebih mudah untuk dipenuhi, sebab artikel ilmiah tersebut tentu merupakan artikel yang relevan dengan bidang keilmuan yang diambil. Sekaligus berisi data hasil penelitian, baik penelitian diri sendiri maupun penelitian kolaborasi dan pengembangan.
3. Submit Tesis
Cara meraih gelar PhD selanjutnya adalah melakukan submit tesis, Dimana tesis adalah tugas akhir untuk lulus jenjang S2. Sehingga untuk bisa melanjutkan studi ke jenjang S3 perlu dibuktikan sudah menyelesaikan tesis di universitas sebelumnya.
Jadi setelah memahami betul apa itu PhD, maka bisa segera memenuhi persyaratan untuk meraihnya. Syarat ketiga adalah submit tesis yang sudah diselesaikan saat lulus S2.
Tesis ini bisa diserahkan ke bagian akademik di fakultas masing-masing sehingga bisa langsung diproses. Jika belum maka bisa segera dilakukan, jika sudah maka tinggal dilaporkan saja sudah melakukan submit untuk memenuhi syarat berikutnya.
- Kenapa Dosen Harus Menulis Buku?
- Bisa Membantu Akreditasi Institusi, Inilah 7 Manfaat Menulis Buku Bagi Dosen
- Penilaian Poin Angka Kredit Dosen – Kuasai 3 Ketentuan
4. Lulus PhD Defense (Sidang Tertutup)
Cara atau syarat berikutnya untuk bisa mendapatkan gelar PhD adalah lulus atau dinyatakan lulus PhD Defense. Adapun yang dimaksud dengan PhD Defense adalah sidang tertutup untuk menentukan lolos tidaknya kualitas disertasi yang disusun.
Disebut sidang tertutup karena sidang ini adalah proses mempresentasikan disertasi di hadapan para profesor. Sehingga hanya disaksikan dan diikuti oleh dosen pembimbing dan para profesor yang melakukan wawancara pengujian.
Jumlah profesor yang melakukan wawancara bisa 3 orang dan bisa juga lebih sesuai kebutuhan. Jika para profesor ini menyatakan hasil wawancara bagus dan kamu dinyatakan lulus maka bisa lanjut ke tahap selanjutnya.
5. Lulus Sidang Terbuka
Usai mengikuti sidang tertutup dan dinyatakan lulus, maka tahap kedua untuk meraih gelar PhD adalah mengikuti sidang terbuka. Lebih tepatnya berusaha lulus di sidang terbuka tersebut.
Sidang terbuka adalah proses presentasi disertasi di hadapan beberapa profesor dari fakultas keilmuan yang sama. Kemudian diikuti dengan proses tanya jawab seputar isi disertasi tersebut.
Sidang terbuka untuk meraih gelar PhD Diikuti dan disaksikan lebih banyak orang. Jumlah profesor yang ikut dalam sidang terbuka lebih banyak dan di beberapa universitas bisa disaksikan oleh mahasiswa lain.
Pastikan untuk melakukan presentasi dengan baik dan menyusun persiapan yang matang. Selain itu, harus benar-benar memahami isi disertasi yang disusun supaya bisa mempresentasikannya dengan baik.
Sekaligus bisa menjawab pertanyaan dengan lancar dan penuh percaya diri juga. Jika hasil presentasi dan sesi tanya jawab berlangsung baik dan memuaskan. Maka besar kemungkinan kamu dinyatakan lulus sidang terbuka dan bisa ke tahap akhir.
6. Mengikuti Prosesi Wisuda
Tahap akhir sebagai syarat untuk mendapatkan gelar PhD adalah mengikuti prosesi wisuda. Sebagaimana prosesi wisuda pada umumnya, dilaksanakan upacara pengukuhan dan diberikan gelar PhD pada mahasiswa yang sudah lulus sidang.
Wisuda menjadi tahap akhir yang wajib diikuti oleh para mahasiswa yang sudah menyelesaikan penyusunan tugas akhir. Oleh sebab itu, apapun kondisinya mengikuti wisuda hukumnya wajib.
Wisuda di masa pandemi bisa dilakukan secara online maupun offline, disesuaikan dengan kebijakan kampus. Bagi mahasiswa yang perkuliahannya online maka kemungkinan akan menjalani wisuda online juga.
Kiat agar Cepat Meraih Gelar PhD
Meraih gelar PhD tentu bukan perkara mudah, melalui penjelasan apa itu PhD di atas tentu bisa dipahami sedikit kesulitannya. Menyusun disertasi bisa dikatakan jauh lebih sulit dibandingkan dengan skripsi.
Tidak sedikit yang sampai mengalami stres karena proses menyusun disertasi tersebut. Namun, sesusah apapun disertasi dijamin tetap bisa ditaklukan. Terbukti dari banyaknya lulusan S3 di dalam maupun luar negeri, jadi harus tetap semangat.
Membantu meraih gelar PhD dengan segera dan minim masalah, maka beberapa kiat berikut wajib dicoba:
1. Belajar Manajemen Waktu
Umumnya pendidikan S3 diraih setelah berkeluarga dan sudah aktif bekerja, rata-rata dari kalangan dosen. Otomatis, mahasiswa di jenjang S3 punya segudang kesibukan maka wajib belajar manajemen waktu. Supaya urusan kuliah lancar dan bisa lulus tepat waktu tanpa mengorbankan kewajiban lainnya.
2. Menguasai Jurusan
Pemilihan jurusan S3 tentu mempengaruhi cepat lambatnya gelar PhD bisa dikantongi. Usahakan untuk menguasai jurusan yang diambil dan belajar menyukainya. Akan lebih baik lagi jika jurusan ini memang sejak awal sudah sesuai dengan minat dan bakat yang kamu miliki.
3. Disiplin Belajar
Kuliah di jenjang manapun dan di perguruan tinggi manapun dijamin punya kewajiban belajar. Apalagi untuk S3 dimana disertasi yang disusun harus punya unsur kebaruan (novelty). Oleh sebab itu, harus disiplin belajar agar cepat lulus atau lulus tepat waktu.
4. Menyiapkan Disertasi Jauh-Jauh Hari
Salah satu strategi untuk bisa segera menyelesaikan pendidikan S3 adalah menyiapkan disertasi jauh-jauh hari. Bisa disiapkan sejak masih menempuh S2, biasanya mahasiswa S3 memilih melanjutkan penelitian dari S2 menuju ke S3 agar lebih efisien.
5. Punya Motivasi
Kiat terakhir adalah memiliki, mencari, dan membangun motivasi untuk meraih gelar PhD. Jika sudah punya motivasi maka dijamin akan selalu semangat kuliah sehingga bisa segera meraih gelar PhD tersebut.
Penjelasan tentang apa itu PhD dan segala hal lain yang berhubungan denganya di atas tentu bisa memetik banyak pembelajaran. Gelar PhD bukanlah gelar yang tidak mungkin diraih, siapa saja bisa asal mau berusaha. Jadi, silahkan memperjuangkannya dari sekarang.
Artikel Terkait:
- Menerbitkan Buku bagi Dosen : Dapat Poin Kredit Tinggi
- Syarat-Syarat yang Dipenuhi Dosen agar Naik Jabatan Akademik
- Dosen Menulis Buku sebagai Bentuk Pengabdian kepada Masyarakat
- Mengenal 4 Sumber Angka Kredit Dosen
- Skema Perhitungan Angka Kredit Dosen Terbaru
Artikel Penulisan Buku Pendidikan
3 Perbedaan Buku Monograf dan Referensi & Persamaannya
Cara Menentukan Topik untuk Buku Referensi
7 Perbedaan Buku Teks dan Buku Referensi yang Disusun Dosen
Macam Bahan Pengajaran Untuk Kegiatan Belajar Mengajar
6 Cara Cepat Menulis Buku dari Hasil Penelitian
Pedoman Penulisan Buku Referensi Bagi Dosen
Penerbit Deepublish adalah penerbit buku yang memfokuskan penerbitannya dalam bidang pendidikan, pernah meraih penghargaan sebagai Penerbit Terbaik pada Tahun 2017 oleh Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (PNRI).
Kritik/Saran Pelayanan : 0811- 2846 – 130
- Menerbitkan Buku
- Pengadaan Buku
- Reseller Buku
- Mitra Net Promoter
Alamat Kantor
Jl.Rajawali G. Elang 6 No 3 RT/RW 005/033, Drono, Sardonoharjo, Ngaglik, Sleman, D.I Yogyakarta 55581
Telp/Fax kantor : (0274) 283-6082
E1 Marketing : [email protected] E2 Marketing : [email protected]
Home » Apa Perbedaan PhD dan Doktor? Temukan Jawabannya di Sini!
ⓘ Terbitkan buku lebih cepat HANYA 1 BULAN? Dapatkan fasilitas VIP ini secara GRATIS! Klik di sini
Apa perbedaan phd dan doktor temukan jawabannya di sini.
- September 6, 2023
- One Comment
- 58,904 views
Perbedaan PhD dan Doktor . Saat hendak melanjutkan pendidikan pascasarjana, di tingkat S3 maka akan muncul pertanyaan apa sebenarnya perbedaan PhD dan Doktor ? Pendidikan pascasarjana di jenjang S3 memang menyediakan tak hanya pilihan program studi. Namun juga dua pilihan gelar, pertama gelar PhD dan yang kedua adalah gelar Doktor.
Meskipun di masyarakat sudah banyak yang memiliki kedua gelar tersebut. Namun, masih banyak yang belum mengetahui perbedaan dari keduanya. Apakah kamu juga demikian? Maka bisa menyimak ulasan di bawah ini.
Apa Itu Program Doktor?
Hal pertama yang perlu dipahami adalah program Doktor, yaitu jenjang pendidikan tertinggi (S3) dalam pendidikan tinggi dan ditempuh di perguruan tinggi dalam negeri. Sehingga bagi mahasiswa yang sudah merampungkan jenjang S2 atau Magister, maka bisa mempertimbangkan untuk melanjutkan ke jenjang S3.
Jika pendidikan S3 ini diraih di perguruan tinggi dalam negeri, baik itu Perguruan Tinggi Negeri (PTN) maupun Perguruan Tinggi Swasta (PTS). Maka ketika sudah menyelesaikan penyusunan tesis dan dinyatakan lulus, mahasiswa tersebut berhak mendapatkan gelar Doktor.
Gelar ini kemudian disematkan di depan nama mahasiswa yang bersangkutan dan menjadi tanda bahwa dirinya sudah menyelesaikan pendidikan S3 di dalam negeri. Adapun untuk pilihan program studi sudah sangat banyak, mayoritas berasal dari jurusan akademik. Sebab sebagian besar yang kuliah sampai S3 datang dari kalangan guru dan dosen.
Namun, secara perlahan saat ini sudah banyak pemilik gelar Doktor yang memilih jurusan pendidikan umum. Setelah lulus beberapa diantaranya bisa berkarir secara profesional di berbagai perusahaan maupun mendirikan perusahaan sendiri. Sehingga lulusan Doktor atau S3 kini tak hanya didominasi oleh kalangan dosen.
Program Doktor yang merupakan gelar akademik tertinggi kemudian pelaksanaannya diatur di dalam Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI No. 212/U/1999 tentang Pedoman Penyelenggaraan Program Doktor. Melalui Kepmendikbud tersebut kemudian dijelaskan mengenai tujuan diselenggarakannya Program Doktor. Yaitu:
- Menghasilkan lulusan yang berjiwa Pancasila dan memiliki integritas ilmiah.
- Menghasilkan lulusan yang bisa bersikap terbuka, tanggap terhadap perkembangan ilmu dan teknologi, kesenian, dan permasalahan sosial yang dihadapi masyarakat luas.
- Menghasilkan lulusan yang memiliki wawasan dan kemampuan dasar keilmuan dan keterampilan teknis.
- Menghasilkan lulusan yang menguasai pendekatan teori, konsep, dan paradigma dari bidang keilmuan yang diambil mahasiswa.
- Menghasilkan lulusan yang akrab dengan karya dan pemikiran yang mutakhir.
- Menghasilkan lulusan yang mampu mengembangkan pengetahuan dan keterampilan dalam wawasan keahliannya.
- Menghasilkan lulusan yang mampu mengkomunikasikan pikiran dan hasil karyanya dengan baik kepada rekan sejawat maupun masyarakat luas.
Lalu, apa perbedaan PhD dan Doktor ? Supaya bisa menjawab pertanyaan ini maka perlu tahu juga definisi dari gelar PhD yang akan dijelaskan di bawah.
Baca Juga: Cara Penulisan Gelar PhD yang Benar, Jangan Sampai Salah Lagi ya!
Apa Itu Program PhD?
Supaya lebih mudah memahami detail mengenai perbedaan PhD dan Doktor maka perlu mengetahui juga definisi dari Program PhD. Program PhD merupakan gelar akademik tertinggi (S3) di perguruan tinggi yang diperoleh dari perguruan tinggi di suatu negara. Jadi, untuk mahasiswa Magister yang melanjutkan pendidikan S3 di luar negeri bisa meraih gelar ini.
Namun, perlu dilihat juga Program PhD tersebut ditempuh di negara mana. Sebab tidak semua negara memberikan gelar PhD kepada lulusan Doktor di negaranya. PhD sendiri merupakan kepanjangan dari Doctor of Philosophy . Dalam bahasa Indonesia bisa diartikan secara mentah sebagai gelar Doktor Filsafat.
Namun definisinya bukan seperti itu, karena gelar PhD tidak hanya diberikan kepada lulusan S3 ilmu filsafat namun juga bidang keilmuan lainnya. Meraih gelar PhD secara praktis hanya bisa dilakukan di negara yang memang memberikan gelar tersebut untuk lulusan S3. Sebab sekali lagi, tidak semua negara menerapkan kebijakan seperti ini.
Dilansir dari Wikipedia , gelar PhD diterapkan oleh sistem pendidikan di negara Amerika Serikat dan juga Inggris Raya. Jadi, untuk kamu yang di masa mendatang melanjutkan S3 di dua negara tersebut. Maka setelah lulus bisa mendapatkan gelar PhD di belakang nama.
Sedangkan bagi negara di luar Amerika dan Inggris, mayoritas memberikan gelar Doktor bagi lulusan S3 sama seperti di Indonesia. Misalnya gelar Doctor of Engineering, Doctor of Economy, Doctor of Science , dan lain sebagainya.
Dilihat dari persyaratan, maka syarat untuk bisa mengikuti Program PhD adalah sama dengan syarat Program S3. Yakni mahasiswa harus sudah menyelesaikan jenjang S1 dan juga S2, yang tentu bisa dibuktikan secara valid. Jadi, kalau kamu ingin kuliah S3 di Inggris atau Amerika pastikan sudah menyelesaikan studi Magister atau S2.
Perbedaan PhD dan Doktor
Dari penjelasan di atas, apakah sudah bisa dipahami apa saja perbedaan PhD dan Doktor ? Pada dasarnya antara Doktor dengan PhD adalah sama, yakni sama-sama gelar akademik tertinggi untuk jenjang S3. Jadi, mahasiswa yang sudah merampungkan studi S3 berhak mendapatkan gelar tersebut.
Hanya saja PhD hanya bisa diraih ketika menempuh S3 di negara dengan gelar tersebut, misalnya Amerika Serikat dan Inggris. Sebagaimana yang dijelaskan di atas. Sebaliknya, jika studi S3 dilakukan di dalam negeri maka gelar yang didapatkan adalah Doktor. Hal ini juga diterapkan oleh negara selain Amerika dan Inggris.
Jadi, jika masih bertanya atau mendapat pertanyaan mengenai apa perbedaan PhD dan Doktor ? Maka bisa menjelaskan seperti yang disampaikan di atas, keduanya sama hanya berbeda dari tempat dimana gelar tersebut diraih. Artinya, semua mahasiswa S2 memiliki kesempatan sama besar untuk memiliki salah satu gelar tersebut.
Lalu, lebih baik yang mana antara mengambil S3 di luar negeri dengan di negeri sendiri? Kalau pertanyaan ini muncul maka sekali lagi, jawaban akan disesuaikan dengan keputusan dan pemikiran masing-masing.
Beberapa orang menganggap kuliah S3 lebih baik dilakukan di luar negeri, karena diakui kualitas pendidikannya lebih baik. Namun, banyak juga yang menganggap kuliah S3 di Indonesia atau di negeri sendiri juga pilihan yang terbaik. Apalagi sudah banyak perguruan tinggi di Indonesia yang sukses menorehkan prestasi internasional.
Sehingga perguruan tinggi semacam ini menjadi destinasi terbaik untuk mendapatkan gelar Doktor. Selain itu, yang tidak kalah penting adalah memilih jurusan yang memang diminati atau sesuai keinginan. Sebab baik Doktor maupun PhD sama-sama dituntut untuk menciptakan pembaharuan di dalam tesis.
Baca Juga: Seberapa Penting Mendapatkan Gelar Doktor?
Bisa dibayangkan ya, bagaimana tekanan yang dialami jika mengambil bidang keilmuan yang tidak sesuai minat atau keinginan? Jadi, supaya lebih mudah untuk dinikmati dan lebih mudah fokus sekaligus mudah menyelesaikan tesis. Memilih bidang keilmuan yang sesuai menjadi kunci selain memilih perguruan tinggi yang tepat.
Tips Memilih Perguruan Tinggi untuk Mengambil Program S3
Setelah mengenal lebih detail mengenai perbedaan PhD dan Doktor , maka tinggal fokus menentukan harus kuliah di dalam atau luar negeri. Kedua pilihan ini masing-masing memiliki kelebihan dan juga kekurangan, sehingga perlu dipertimbangkan masak-masak. Setelah berhasil menentukan pilihan antara kuliah di dalam atau luar negeri.
Maka PR selanjutnya, adalah memilih perguruan tinggi yang tepat. Baik di luar negeri maupun dalam negeri untuk standar pemilihan perguruan tinggi pada dasarnya nyaris sama. Khusus untuk pemilihan perguruan tinggi saat melanjutkan studi S3, memang pemilihannya harus mempertimbangkan hal-hal yang spesifik.
Tidak bisa lagi mempertimbangkan hal umum seperti ketika memilih perguruan tinggi untuk menyelesaikan studi S1 maupun S2. Sehingga yang namanya ranking perguruan tinggi sudah tidak lagi relevan. Lalu, apa saja yang perlu diperhatikan? Berikut beberapa tips memilih perguruan tinggi untuk studi S3:
1. Reputasi Bidang Keilmuan yang Akan Diambil
Tips pertama yang perlu dilakukan pada saat memilih perguruan tinggi yang tepat untuk menempuh program S3 adalah reputasi bidang keilmuan. Maksudnya, kamu perlu memperhatikan reputasi dari bidang keilmuan yang akan kamu ambil di perguruan tinggi tersebut.
Sehingga mempertimbangkan reputasi yang lebih spesifik, yakni sesuai bidang keilmuan yang akan diambil bukan secara umum. Jadi, ketika mencari perguruan tinggi untuk menempuh S3 pastikan tidak lagi memperhatikan ranking perguruan tinggi. Misalnya peringkat dari Webometrics maupun lembaga internasional lain.
Mengapa? Sebab, saat kamu kuliah S3 maka akan belajar secara mandiri yakni mutlak dilakukan di lingkungan bidang keilmuan yang diambil. Sejak awal masuk sampai menyelesaikan penyusunan tesis. Sehingga tidak lagi ikut carut marut segala kegiatan antar bidang keilmuan di perguruan tinggi tersebut.
Selain itu, kuliah S3 di perguruan tinggi yang bidang keilmuannya punya reputasi bagus memberi banyak keuntungan. Misalnya mendapatkan tempat yang terhormat di dunia akademik. Lalu, bagaimana mengetahui reputasi bidang di sebuah perguruan tinggi?
Kamu bisa mulai dengan mencari tahu publikasi riset dari para dosen di perguruan tinggi tersebut. Selain itu juga melihat paten apa saja yang berhasil didapatkan oleh para dosen di perguruan tinggi tersebut. Setiap dosen yang berprestasi adalah dosen di bidang keilmuan spesifik, dan bisa membantu mengetahui reputasi bidang keilmuan yang diinginkan.
Baca Juga : Mau Cepat Lulus Program Doktor? Jangan Salah Pilih Promotor
2. Mempertimbangkan Reputasi Pembimbing
Salah satu perbedaan PhD dan Doktor adalah lokasi perguruan tinggi tempat meraih gelar tersebut. Perlu diakui pemilihan perguruan tinggi yang tepat kemudian memberi dampak sangat signifikan pada proses studi. Selain memperhatikan reputasi bidang studi, juga perlu memperhatikan reputasi pembimbing.
Selama kuliah S3, pembimbing memiliki peran sangat krusial sejak awal kamu masuk kuliah sampai lulus. Pembimbing bagi mahasiswa S3 tak hanya memberi bantuan dan arahan saja. Namun, menjadi pihak yang berhak untuk mengambil keputusan tertentu yang berkaitan dengan kamu sebagai mahasiswa di bawah bimbingannya.
Sehingga tidak berlebihan jika di kalangan mahasiswa S3, dosen pembimbing menjadi faktor yang menentukan keberhasilan studi. Jadi, selain mengecek reputasi bidang keilmuan juga perlu mengecek reputasi dosen pembimbing di dalam suatu perguruan tinggi.
Kualitas dan reputasi dosen pembimbing bisa diukur dari prestasi yang berhasil ditorehkan dosen tersebut. Misalnya jenis penelitian yang dilakukan, paten yang didapatkan, dan lain sebagainya.
3. Fasilitas yang Tersedia
Tips berikutnya adalah mengutamakan perguruan tinggi yang bisa menyediakan fasilitas yang mendukung. Fasilitas ini akan sangat membantu pada saat melakukan riset untuk tesis. Sehingga jangan sampai menghadapi kendala dari minimnya fasilitas dan sumber daya lain, dan membuat tesis terbengkalai.
Kuliah di program Doktor atau S3 akan ditempuh selama 3 sampai 4 tahun dan pada beberapa kasus bisa 3,5 tahun. Nyaris separuh diantaranya, yakni 2 tahun atau kurang sedikit dihabiskan untuk menyusun tesis. Sehingga tanpa fasilitas dan sumber daya yang mendukung, dijamin mudah frustasi.
Topik tesis idealnya mendapatkan dukungan fasilitas dari perguruan tinggi, misalnya tersedianya peralatan di laboratorium dan sebagainya. Sehingga penelitian bisa berjalan lancar dan tesis bisa segera diselesaikan.
Hanya saja tidak semua perguruan tinggi sudah sangat memperhatikan fasilitas yang bisa disediakan kepada mahasiswa S3. Terutama di perguruan tinggi yang berada di negara berkembang. Kebanyakan mahasiswa S3 memilih untuk berpikir realistis, yakni mencari topik tesis yang fasilitasnya sudah ada di perguruan tinggi.
Hal ini memang membantu tesis bisa berjalan sesuai rencana, namun dijamin tidak maksimal. Sebab idealnya, topik ditentukan dulu dan baru kemudian mendapatkan dukungan fasilitas dari perguruan tinggi. Jika sebaliknya, maka tesis akan memiliki terlalu banyak batasan.
4. Lingkungan Akademik
Tak kalah penting adalah memperhatikan kondisi lingkungan akademik di sebuah perguruan tinggi. Lingkungan akademik ini meliputi semua aspek lingkungan di sebuah perguruan tinggi tempat studi pascasarjana ditempuh. Mulai dari interaksi dengan para dosen maupun dengan sesama mahasiswa S3.
Dosen yang bisa memberi arahan dan bimbingan yang baik sekaligus memberi keputusan yang menguntungkan kamu. Sudah tentu akan memberi dukungan maksimal pada proses penyelesaian studi S3.
Begitu juga dengan teman-teman sesama mahasiswa S3, dimana dengan teman yang sama-sama bisa diajak berdiskusi akan lebih menguntungkan. Selalu fokus membahas tesis dan masalah perkuliahan lain. Sekaligus mencari hiburan atau rekreasi yang memberi kemudahan melepaskan penat.
Lingkungan akademik seperti ini tentunya terbilang kondusif dan memberi dukungan maksimal pada saat menyelesaikan studi S3. Mayoritas mahasiswa yang berada di lingkungan akademik terbaik bisa lulus tepat waktu bahkan lebih cepat.
Baca Juga: Ini Kunci Meraih Beasiswa Magister dan Doktor
5. Lingkungan Non Akademik
Selain memperhatikan lingkungan akademik, calon mahasiswa S3 juga perlu memperhatikan lingkungan non akademik. Yakni meliputi lokasi perguruan tinggi, bahasa yang digunakan di kampus maupun luar kampus, menu makanan yang bisa dikonsumsi setiap hari, dan lain sebagainya.
Bagi kamu yang kuliah S3 di perguruan tinggi dekat rumah maka aspek ini tidak perlu dipikirkan berlebihan. Sebab dijamin sudah merasa nyaman dan cocok dengan lingkungan non akademik. Hal ini terjadi karena kamu sudah lahir dan tumbuh di lingkungan tersebut, kamu tentu tidak perlu tinggal di kost saat kuliah di dekat rumah.
Lain halnya jika harus kuliah sampai luar pulau bahkan luar negeri, misalnya di Amerika Serikat agar bisa mendapatkan gelar PhD yang dinilai lebih bergengsi. Praktis akan dihadapkan pada budaya masyarakat yang berbeda dan demikian juga dengan menu makanan, bahasa yang digunakan, dan lain-lain.
Ada baiknya sudah mempersiapkan diri dengan semua perbedaan tersebut agar tidak kaget. Sekaligus lebih mudah untuk beradaptasi, misalnya sudah belajar bahasa yang digunakan oleh masyarakat di lingkungan sekitar kampus. Jika kuliah S3 di Amerika maka setidaknya sudah belajar bahasa Inggris.
Pemilihan perguruan tinggi yang tepat sudah tentu sangat mempengaruhi proses studi S3, baik di dalam maupun luar negeri. Jika tips di atas terlalu menyampaikan banyak pertimbangan. Maka setidaknya bisa hanya mempertimbangkan poin pertama sampai ketiga. Kunci sukses kuliah S3 adalah fokus untuk belajar dan menyusun persiapan sejak jauh-jauh hari. Termasuk mencari tahu perbedaan Phd dan Doktor agar bisa menentukan lebih tepat kuliah S3 di dalam atau luar negeri.
Artikel Terkait:
- Seberapa Penting Mendapatkan Gelar Doktor?
- Mau Cepat Lulus Program Doktor? Jangan Salah Pilih Promotor
- Ini Kunci Meraih Beasiswa Magister dan Doktor
- Tips Mendapatkan Beasiswa Doktoral
Dosen Wajib Punya Ebook Ini
⚠️Dibuat Sesuai Aturan Dikti
Artikel Terbaru
Cara Menyusun Artikel Jurnal dengan Prinsip Piramida Terbalik
Time Table dan Manfaatnya dalam Melancarkan Penelitian
Syarat dan Prosedur Pengajuan Pindah Homebase Dosen
Scope Jurnal & Cek Dulu Agar Naskah Sesuai Jurnal Tujuan
6 Cara Mengecek DOI Jurnal, Pahami untuk Isian Publikasi
Hadir sejak tahun 2016, Dunia Dosen telah menjadi pusat informasi peningkatan karir, pelaksanaan tridharma perguruan tinggi dan kolaborasi dosen indonesia
- Tentang Kami
- Tim Redaksi
- Rekan Dosen
Sosial Media
Hubungi kami.
- Jl. Rajawali, Gg. Elang 6, No.2 Drono, Sardonoharjo, Ngaglik, Sleman, D.I.Yogyakarta 55581
- [email protected]
- 081362311132
2024 © All Reserved – Dunia Dosen
- Mode Terang
- Gabung Kompas.com+
- Konten yang disimpan
- Konten yang disukai
- Berikan Masukanmu
- Megapolitan
- Surat Pembaca
- Kilas Daerah
- Kilas Korporasi
- Kilas Kementerian
- Sorot Politik
- Kilas Badan Negara
- Kelana Indonesia
- Kalbe Health Corner
- Kilas Parlemen
- Konsultasi Hukum
- Infrastructure
- Apps & OS
- Tech Innovation
- Kilas Internet
- EV Leadership
- Elektrifikasi
- Timnas Indonesia
- Liga Indonesia
- Liga Italia
- Liga Champions
- Liga Inggris
- Liga Spanyol
- Internasional
- Relationship
- Beauty & Grooming
- Sadar Stunting
- Smartpreneur
- Kilas Badan
- Kilas Transportasi
- Kilas Fintech
- Kilas Perbankan
- Tanya Pajak
- Kilas Investasi
- Sorot Properti
- Tips Kuliner
- Tempat Makan
- Panduan Kuliner Yogyakarta
- Beranda UMKM
- Jagoan Lokal
- Perguruan Tinggi
- Pendidikan Khusus
- Kilas Pendidikan
- Travel News
- Travel Ideas
- Hotel Story
- Travelpedia
- Ohayo Jepang
- Kata Netizen
- Kehidupan sehat dan sejahtera
- Air bersih dan sanitasi layak
- Pendidikan Berkualitas
- Energi Bersih dan Terjangkau
- Penanganan Perubahan Iklim
- Ekosistem Lautan
- Ekosistem Daratan
- Tanpa Kemiskinan
- Tanpa Kelaparan
- Kesetaraan Gender
- Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan ekonomi
- Industri, Inovasi & Infrastruktur
- Berkurangnya Kesenjangan
- Kota & Pemukiman yang Berkelanjutan
- Konsumsi & Produksi yang bertanggungjawab
Apa Perbedaan Gelar PhD dan Doktoral? Simak Penjelasannya
Kompas.com edu.
Mahar Prastiwi
KOMPAS.com - Pendidikan di perguruan tinggi ada beberapa jenjang. Mulai dari Diploma, Sarjana Terapan, Sarjana, Magister hingga Doktor.
Khusus untuk jenjang pendidikan S3, tahukah kamu perbedaan gelar PhD dan Doktoral ? Kedua gelar ini tentu sering kamu dengar namun belum tentu tahu perbedaannya.
Kedua pilihan gelar ini adalah predikat yang didapatkan setelah menyelesaikan jenjang pendidikan S3.
Sebagai sivitas akademika, tidak ada salahnya mengetahui perbedaan gelar PhD dan Doktoral di jenjang S3.
Baca juga: 3 Perbedaan Jenjang S1 dan Sarjana Terapan, Acuan Daftar SNBP 2024
Dilansir dari laman Universitas Ciputra , Rabu (13/3/2024) menjelaskan gelar PhD dan Doktoral di jenjang pendidikan S3. Berikut penjelasannya.
Program PhD
Mahasiswa S2 yang mau melanjutkan pendidikan ke jenjang S3, perlu tahu bahwa gelar PhD adalah kepanjangan dari Doctor of Philosophy. Meskipun memiliki kata philosophy yang bermakna filsafat. Bukan, berarti gelar PhD hanya didapatkan oleh lulusan ilmu filsafat saja.
Kata filsafat disematkan untuk gelar penghargaan tertinggi dalam ilmu pengetahuan atau dalam dunia akademik.
Seperti gelar Doktoral, PhD adalah gelar pendidikan yang didapatkan ketika seorang mahasiswa S3 telah selesai masa perkuliahannya.
Jika sudah menyelesaikan jenjang pendidikan tertinggi yakni S3, maka seseorang tersebut dianggap sebagai ahli dalam bidang keilmuan yang diambil dan kemudian mendapatkan gelar tersebut.
Namun ada hal yang unik dari gelar PhD. Gelar ini diterapkan oleh sistem pendidikan Amerika Serikat dan Inggris Raya.
Jadi, bagi kamu yang berminat untuk melanjutkan S3 di kedua negara tersebut. Maka setelah lulus, gelar PhD akan disematkan di belakang namamu.
Bagaimana dengan negara yang lain? Negara di luar Amerika mayoritas menggunakan sistem Doktoral seperti di Indonesia. Misalnya gelar Doctor of Economy, Doctor of Science, dan lain-lain.
Persyaratan utama dalam memperoleh gelar PhD adalah menyelesaikan perkuliahan program S3.
Baca juga: Perbedaan Akmil dan Akpol, Hanya Lulusan SMA/MA yang Bisa Daftar
Program Doktoral
Sedangkan program Doktoral adalah program studi pada tingkat S3 atau gelar bagi siapapun yang telah merampungkan studi S3.
Lulusan S3 diberikan gelar Doktor, gelar ini tertulis pada depan nama penyandang atau pemiliknya.
Hal ini menjadi perbedaan besar…
Tag mahasiswa doktoral phd universitas ciputra perguruan tinggi perbedaan gelar phd dan doktoral.
Perbedaan Syarat TOEFL LPDP 2024 untuk S2-S3 Dalam dan Luar Negeri
Perbedaan Unhan dan Akmil, Lulus Berpangkat Letda
Perhatikan Perbedaan Aturan Memilih Prodi Jalur SNBP dan SNBT 2024
3 Perbedaan Jenjang S1 dan Sarjana Terapan, Acuan Daftar SNBP 2024
Serupa tapi Tak Sama, Ini 4 Perbedaan SNBP dan SPAN PTKIN
Voucher Spesial, Klaim Sekarang!
TTS Eps 137: Yuk Lebaran
TTS Eps 136: Takjil Khas di Indonesia
TTS Eps 135: Serba Serbi Ramadhan
Games Permainan Kata Bahasa Indonesia
TTS - Serba serbi Demokrasi
TTS Eps 130 - Tebak-tebakan Garing
TTS - Musik Yang Paling Mengguncang
Terkini lainnya.
20 Kursus Online dan GenAI Terpopuler di Indonesia, Sudah Coba?
Sebanyak 27 UIN dan IAIN Raih Akreditasi Unggul pada 2024
Kemendiktisaintek Tunda Implementasi Aturan Profesi dan Penghasilan Dosen
Pendidikan Tidak Lagi Penting?
Sosok Hubbiy, Raih 25 Medali di Usia 10 Tahun, dari Kompetisi Matematika hingga Piano
Gaya Baru Pengabdian Masyarakat: Peningkatan Daya Tarik Wisata Ecotourism Desa Sukawali, Kabupaten Tangerang
MNP Berikan Pelatihan Optimasi Pemasaran Produk UMKM di Desa Sukawali, Kabupaten Tangerang
Kisah 3 Anak dari Daerah Pelosok Indonesia, Perjuangkan Hak dan Keadilan
Dorong Generasi Indonesia Fasih Berbahasa Inggris, EF Luncurkan Program Baru
Kisah Guru Rahmayani, Membuka Program Belajar Gratis Berantas Buta Al Quran
Pakar Unair Sebut Ada Dampak Besar bila Jalur Zonasi di PPDB Dihapus
Syarat Nilai Rapor untuk Masuk SMA Taruna Nusantara
Dukung Transformasi Pendidikan Tinggi, Unika Atma Jaya Raih Penghargaan pada Anugerah Diktisaintek 2024
Pengumuman Akhir PPPK 2024 Tahap 1, Klik sscasn.bkn.go.id
Biaya Kuliah Unand di SNBP dan SNBT, UKT Kedokteran Tertinggi Rp 12 Juta
Di betlehem kegembiraan natal sulit ditemukan, pelaku usaha mengeluh sepinya turis, tak hanya di perpustakaan kampus, uang palsu di uin makassar juga dicetak di rumah pengusaha, 2 cara agar tidak menerima pesan whatsapp dari nomor tidak dikenal, mudah, krypto, si anjing super, debut di trailer perdana superman 2025 karya james gunn, adele dihadapkan kasus plagiarisme: lagu million years ago dilarang di seluruh dunia, now trending.
Brigadir Anton Curi Mobil Usai Tembak Mati Sopir Ekspedisi, Mobilnya Terjual ke Anggota TNI
Raja Charles Frustasi Pangeran Andrew Menjalin Hubungan Dekat dengan Mata-mata Tiongkok
3 Menteri Kabinet Merah Putih Gabung PAN: Dudy Purwagandi, Budi Santoso, Hanif Faisol
Prabowo Soroti Banyak Negara Muslim Dukung Palestina tapi Saling Bertengkar
Mungkin Anda melewatkan ini
Segera Raih Gelar PhD, Dosen PNM Ini Dulu Punya IPK 1,9
Kisah Alvinda, Wisudawan Termuda UB, Lulus Kuliah 3,2 Tahun Tanpa Skripsi
Tips Jaga Kesehatan Tubuh Selama Puasa ala Pakar Unair
Kuliah Gratis lewat Jalur SNBT, Ini Cara dan Syarat Daftar KIP Kuliah 2024
2 Sekolah Kedinasan Gunakan Nilai UTBK 2024, Ini Syarat Daftarnya
- Entertainment
- Pesona Indonesia
- Artikel Terpopuler
- Artikel Terkini
- Topik Pilihan
- Artikel Headline
- Harian KOMPAS
- Pasangiklan.com
- GridOto.com
- BolaSport.com
- Gramedia.com
- Gramedia Digital
- Kabar Palmerah
- Ketentuan Penggunaan
- Kebijakan Data Pribadi
- Pedoman Media Siber
Copyright 2008 - 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
- Disabilitas
Apa Itu Gelar PhD? Simak Perbedaan dengan Doktor dan Cara Memperolehnya
Pelajari tentang gelar PhD, perbedaannya dengan gelar doktor, serta cara memperolehnya. Informasi lengkap seputar pendidikan tingkat doktoral.
Diperbarui 16 Des 2024, 10:29 WIB Diterbitkan 16 Des 2024, 10:29 WIB
Pengertian Gelar PhD
- Perbedaan PhD dan Gelar Doktor • Sistem Pendidikan • Fokus Studi • Output Penelitian • Prospek Karir • Penulisan Gelar
- Cara Memperoleh Gelar PhD • Menyelesaikan Pendidikan S1 dan S2 • Memilih Bidang Studi dan Universitas • Memenuhi Persyaratan Aplikasi • Menjalani Proses Seleksi • Menyelesaikan Coursework • Lulus Ujian Kualifikasi • Mengajukan Proposal Disertasi • Melakukan Penelitian dan Menulis Disertasi • Mempertahankan Disertasi • Publikasi Hasil Penelitian
- Manfaat Memiliki Gelar PhD • Keahlian Mendalam • Peluang Karir Akademik • Prospek Karir Non-Akademik • Pengembangan Keterampilan Penelitian • Jaringan Profesional • Kontribusi pada Ilmu Pengetahuan • Pengakuan dan Prestise • Peluang Pendanaan Penelitian • Fleksibilitas Karir • Kepuasan Personal
- Tantangan dalam Menempuh Program PhD • Beban Kerja Tinggi • Tekanan Mental • Isolasi Sosial • Ketidakpastian Finansial • Kompetisi Akademik • Kendala Penelitian • Konflik dengan Pembimbing • Keseimbangan Kehidupan-Pekerjaan • Ketidakpastian Karir • Burnout
- Tips Sukses Menjalani Program PhD • Pilih Topik Penelitian dengan Bijak • Bangun Hubungan Baik dengan Pembimbing • Kelola Waktu dengan Efektif • Bergabung dengan Komunitas Akademik • Jaga Keseimbangan Hidup • Tingkatkan Keterampilan Menulis • Manfaatkan Sumber Daya Kampus • Tetapkan Target Realistis • Pelajari Manajemen Data • Jaga Kesehatan Fisik dan Mental • Fleksibel dan Adaptif • Bangun Portofolio Akademik
- Prospek Karir Pemegang Gelar PhD • Karir Akademik • Penelitian dan Pengembangan • Industri dan Bisnis • Pemerintahan dan Kebijakan Publik • Organisasi Non-Profit • Kewirausahaan • Media dan Komunikasi • Teknologi Informasi • Kesehatan dan Farmasi • Pendidikan dan Pelatihan
- FAQ Seputar Gelar PhD • Berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan program PhD? • Apakah gelar master diperlukan untuk mengambil program PhD? • Apa perbedaan utama antara PhD dan gelar profesional seperti MD atau JD? • Apakah mungkin menempuh PhD sambil bekerja? • Bagaimana prospek kerja untuk pemegang gelar PhD di Indonesia? • Apakah gelar PhD dari luar negeri diakui di Indonesia? • Bagaimana cara mendapatkan beasiswa untuk program PhD? • Apakah publikasi ilmiah wajib selama program PhD? • Bagaimana cara memilih pembimbing PhD yang tepat? • Apakah gelar PhD menjamin kesuksesan karir?
Liputan6.com, Jakarta Gelar PhD atau Doctor of Philosophy merupakan gelar akademik tertinggi yang dapat diraih dalam dunia pendidikan tinggi. Meski memiliki kata "philosophy", gelar ini tidak terbatas hanya pada bidang filsafat saja. PhD dapat diperoleh di berbagai bidang keilmuan dan menjadi penanda pencapaian tertinggi dalam riset akademik. Artikel ini akan membahas secara mendalam tentang apa itu gelar PhD, perbedaannya dengan gelar doktor, serta berbagai aspek penting terkait studi doktoral.
PhD merupakan singkatan dari Doctor of Philosophy atau Doktor Filsafat. Meski mengandung kata "filsafat", gelar ini tidak terbatas hanya pada bidang filsafat saja. PhD adalah gelar akademik tertinggi yang dapat diperoleh di berbagai bidang keilmuan.
Beberapa poin penting terkait gelar PhD:
- Diberikan kepada lulusan program doktoral (S3) di perguruan tinggi
- Menandakan pencapaian tertinggi dalam riset akademik
- Dapat diperoleh di berbagai bidang ilmu, tidak terbatas filsafat saja
- Umumnya membutuhkan waktu studi 3-7 tahun
- Mensyaratkan penyelesaian disertasi sebagai karya penelitian orisinal
- Lebih berfokus pada penelitian dibanding pengajaran
Gelar PhD menunjukkan bahwa pemiliknya telah mencapai tingkat keahlian tertinggi dalam bidang keilmuan tertentu. Pemegang gelar PhD diharapkan mampu melakukan penelitian mandiri dan memberikan kontribusi orisinal bagi pengembangan ilmu pengetahuan.
Advertisement
Perbedaan PhD dan Gelar Doktor
Meski sama-sama merupakan gelar akademik tertinggi, terdapat beberapa perbedaan antara gelar PhD dan gelar doktor. Berikut ini penjelasan detailnya:
1. Sistem Pendidikan
Gelar PhD umumnya diterapkan dalam sistem pendidikan di negara-negara Barat seperti Amerika Serikat dan Inggris. Sementara gelar doktor lebih umum digunakan di Indonesia dan beberapa negara lainnya.
2. Fokus Studi
Program PhD lebih menekankan pada penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan baru. Sementara program doktor di beberapa negara dapat memiliki fokus yang lebih aplikatif atau profesional.
3. Output Penelitian
Lulusan PhD umumnya diharapkan menghasilkan disertasi yang memberikan kontribusi orisinal bagi bidang keilmuannya. Sementara program doktor di beberapa negara dapat memiliki output yang lebih beragam, seperti karya profesional.
4. Prospek Karir
Pemegang gelar PhD umumnya diarahkan untuk berkarir di dunia akademik sebagai peneliti atau dosen. Sementara pemegang gelar doktor memiliki prospek karir yang lebih luas, termasuk di dunia profesional non-akademik.
5. Penulisan Gelar
Gelar PhD biasanya ditulis di belakang nama (misalnya John Doe, PhD). Sementara gelar doktor di Indonesia ditulis di depan nama (misalnya Dr. Budi Santoso).
Meski memiliki beberapa perbedaan, pada dasarnya gelar PhD dan doktor memiliki kedudukan yang setara sebagai gelar akademik tertinggi. Perbedaannya lebih pada sistem pendidikan dan penerapannya di berbagai negara.
Cara Memperoleh Gelar PhD
Untuk memperoleh gelar PhD, seseorang harus menempuh serangkaian tahapan dan memenuhi berbagai persyaratan. Berikut ini langkah-langkah umum untuk mendapatkan gelar PhD:
1. Menyelesaikan Pendidikan S1 dan S2
Syarat dasar untuk dapat mengambil program PhD adalah telah menyelesaikan pendidikan sarjana (S1) dan magister (S2). Beberapa program PhD memungkinkan mahasiswa langsung masuk dari jenjang S1, namun ini tidak umum.
2. Memilih Bidang Studi dan Universitas
Calon mahasiswa PhD perlu menentukan bidang studi yang ingin ditekuni serta memilih universitas yang menawarkan program PhD di bidang tersebut. Penting untuk mempertimbangkan reputasi program, fasilitas penelitian, serta kecocokan dengan minat penelitian.
3. Memenuhi Persyaratan Aplikasi
Setiap universitas memiliki persyaratan aplikasi yang berbeda-beda. Umumnya meliputi:
- Transkrip nilai S1 dan S2
- Skor tes standar seperti GRE atau GMAT
- Bukti kemampuan bahasa (TOEFL/IELTS untuk universitas berbahasa Inggris)
- Proposal penelitian
- Surat rekomendasi
- Statement of purpose
4. Menjalani Proses Seleksi
Proses seleksi dapat meliputi review dokumen aplikasi, wawancara, hingga tes tertulis. Universitas akan menilai kesesuaian calon mahasiswa dengan program PhD yang ditawarkan.
5. Menyelesaikan Coursework
Tahun-tahun awal program PhD biasanya diisi dengan mengambil mata kuliah lanjutan sesuai bidang studi. Ini bertujuan memperdalam pengetahuan dan mempersiapkan mahasiswa untuk penelitian.
6. Lulus Ujian Kualifikasi
Setelah menyelesaikan coursework, mahasiswa PhD harus lulus ujian kualifikasi yang menguji penguasaan materi dan kesiapan melakukan penelitian mandiri.
7. Mengajukan Proposal Disertasi
Mahasiswa menyusun dan mengajukan proposal penelitian disertasi yang akan menjadi fokus studi doktoralnya.
8. Melakukan Penelitian dan Menulis Disertasi
Tahap ini merupakan inti dari program PhD dimana mahasiswa melakukan penelitian mendalam dan menuangkannya dalam bentuk disertasi.
9. Mempertahankan Disertasi
Mahasiswa harus mempertahankan hasil penelitiannya di hadapan komite penguji dalam sidang disertasi.
10. Publikasi Hasil Penelitian
Banyak program PhD mensyaratkan mahasiswa untuk mempublikasikan hasil penelitiannya dalam jurnal ilmiah bereputasi.
Proses memperoleh gelar PhD membutuhkan dedikasi, ketekunan, dan kemampuan akademik yang tinggi. Namun, pencapaian ini membuka peluang karir yang luas di dunia akademik maupun profesional.
Manfaat Memiliki Gelar PhD
Memperoleh gelar PhD membawa berbagai manfaat bagi pemiliknya, baik dalam hal pengembangan diri maupun karir. Berikut ini beberapa keuntungan utama memiliki gelar PhD:
1. Keahlian Mendalam
Program PhD memberikan kesempatan untuk mendalami suatu bidang keilmuan secara intensif. Pemegang gelar PhD diakui sebagai ahli dalam bidangnya dan mampu memberikan kontribusi orisinal bagi perkembangan ilmu pengetahuan.
2. Peluang Karir Akademik
Gelar PhD membuka pintu untuk berkarir sebagai dosen atau peneliti di perguruan tinggi. Banyak posisi akademik tingkat tinggi mensyaratkan gelar PhD.
3. Prospek Karir Non-Akademik
Di luar dunia akademik, gelar PhD juga dihargai di berbagai sektor. Banyak perusahaan dan lembaga penelitian mencari individu dengan keahlian tingkat doktoral untuk posisi-posisi strategis.
4. Pengembangan Keterampilan Penelitian
Proses meraih PhD mengasah kemampuan melakukan penelitian mandiri, berpikir kritis, dan memecahkan masalah kompleks. Keterampilan ini sangat berharga di berbagai bidang pekerjaan.
5. Jaringan Profesional
Selama menempuh PhD, mahasiswa berkesempatan membangun jaringan dengan akademisi dan profesional terkemuka di bidangnya. Ini dapat membuka berbagai peluang kolaborasi dan pengembangan karir di masa depan.
6. Kontribusi pada Ilmu Pengetahuan
Melalui penelitian doktoral, pemegang PhD berkesempatan memberikan sumbangsih nyata bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan pemecahan masalah-masalah penting di masyarakat.
7. Pengakuan dan Prestise
Gelar PhD membawa pengakuan dan prestise tersendiri sebagai pencapaian akademik tertinggi. Ini dapat meningkatkan kredibilitas profesional pemiliknya.
8. Peluang Pendanaan Penelitian
Pemegang gelar PhD memiliki akses lebih baik untuk mendapatkan dana hibah penelitian dari berbagai lembaga pendanaan.
9. Fleksibilitas Karir
Keterampilan yang diperoleh selama program PhD seperti analisis data, penulisan ilmiah, dan manajemen proyek dapat diterapkan di berbagai bidang pekerjaan.
10. Kepuasan Personal
Meraih gelar PhD merupakan pencapaian personal yang memberikan kepuasan dan kebanggaan tersendiri bagi pemiliknya.
Meski membutuhkan dedikasi dan kerja keras, manfaat yang diperoleh dari gelar PhD dapat menjadi investasi jangka panjang bagi pengembangan karir dan kontribusi pada masyarakat.
Tantangan dalam Menempuh Program PhD
Meski membawa berbagai manfaat, menempuh program PhD juga menghadirkan sejumlah tantangan yang perlu diantisipasi. Berikut ini beberapa tantangan umum yang dihadapi mahasiswa PhD:
1. Beban Kerja Tinggi
Program PhD menuntut dedikasi waktu dan energi yang sangat besar. Mahasiswa harus mampu mengelola beban kerja yang tinggi meliputi coursework, penelitian, dan penulisan disertasi.
2. Tekanan Mental
Tuntutan akademik yang tinggi dapat menimbulkan stres dan kecemasan. Mahasiswa PhD perlu memiliki ketahanan mental dan strategi manajemen stres yang baik.
3. Isolasi Sosial
Fokus intensif pada penelitian seringkali membuat mahasiswa PhD merasa terisolasi secara sosial. Penting untuk menjaga keseimbangan antara studi dan kehidupan sosial.
4. Ketidakpastian Finansial
Banyak mahasiswa PhD bergantung pada beasiswa atau asisten pengajar yang terbatas. Manajemen keuangan yang baik sangat diperlukan selama masa studi.
5. Kompetisi Akademik
Dunia akademik tingkat doktoral sangat kompetitif. Mahasiswa harus siap bersaing dalam hal publikasi, pendanaan penelitian, dan peluang karir.
6. Kendala Penelitian
Penelitian doktoral seringkali menghadapi berbagai kendala seperti kesulitan pengumpulan data, kegagalan eksperimen, atau perubahan arah penelitian.
7. Konflik dengan Pembimbing
Hubungan dengan pembimbing akademik tidak selalu berjalan mulus. Perbedaan pendapat atau gaya kerja dapat menimbulkan konflik.
8. Keseimbangan Kehidupan-Pekerjaan
Bagi mahasiswa PhD yang sudah berkeluarga atau bekerja, menyeimbangkan studi dengan tanggung jawab lain menjadi tantangan tersendiri.
9. Ketidakpastian Karir
Prospek karir pasca-PhD tidak selalu jelas, terutama di dunia akademik yang semakin kompetitif. Mahasiswa perlu mempersiapkan diri untuk berbagai opsi karir.
10. Burnout
Intensitas dan durasi program PhD dapat menyebabkan kelelahan mental atau burnout. Penting untuk menjaga kesehatan fisik dan mental selama masa studi.
Menghadapi tantangan-tantangan ini membutuhkan persiapan mental, dukungan sosial, dan strategi manajemen diri yang baik. Namun, dengan pendekatan yang tepat, tantangan tersebut dapat dikelola dan bahkan menjadi bagian dari proses pengembangan diri selama menempuh PhD.
Tips Sukses Menjalani Program PhD
Menempuh program PhD memang penuh tantangan, namun dengan strategi yang tepat, mahasiswa dapat menjalaninya dengan lebih efektif dan meraih kesuksesan. Berikut ini beberapa tips untuk sukses menjalani program PhD:
1. Pilih Topik Penelitian dengan Bijak
Pilihlah topik penelitian yang benar-benar menarik minat Anda. Passion terhadap topik akan membantu mempertahankan motivasi selama proses penelitian yang panjang.
2. Bangun Hubungan Baik dengan Pembimbing
Komunikasi yang baik dengan pembimbing akademik sangat penting. Jadwalkan pertemuan rutin, diskusikan perkembangan penelitian, dan jangan ragu meminta bantuan saat diperlukan.
3. Kelola Waktu dengan Efektif
Buatlah jadwal kerja yang realistis dan disiplin dalam menjalankannya. Prioritaskan tugas-tugas penting dan jangan menunda-nunda pekerjaan.
4. Bergabung dengan Komunitas Akademik
Aktif terlibat dalam seminar, konferensi, dan kelompok diskusi di bidang Anda. Ini membantu membangun jaringan dan mendapatkan wawasan baru.
5. Jaga Keseimbangan Hidup
Luangkan waktu untuk aktivitas di luar studi. Olahraga, hobi, atau waktu bersama keluarga dan teman dapat membantu menjaga kesehatan mental.
6. Tingkatkan Keterampilan Menulis
Kemampuan menulis akademik sangat penting dalam program PhD. Latih diri menulis secara rutin dan mintalah umpan balik dari pembimbing atau rekan.
7. Manfaatkan Sumber Daya Kampus
Gunakan fasilitas perpustakaan, laboratorium, dan layanan pendukung yang disediakan kampus secara maksimal.
8. Tetapkan Target Realistis
Pecah proyek besar menjadi target-target kecil yang lebih mudah dicapai. Rayakan setiap pencapaian kecil untuk mempertahankan motivasi.
9. Pelajari Manajemen Data
Organisasikan data penelitian dengan baik sejak awal. Gunakan perangkat lunak manajemen referensi untuk memudahkan penulisan.
10. Jaga Kesehatan Fisik dan Mental
Prioritaskan pola hidup sehat dengan tidur cukup, makan bergizi, dan olahraga teratur. Jangan ragu mencari bantuan profesional jika mengalami masalah kesehatan mental.
11. Fleksibel dan Adaptif
Bersiaplah untuk menghadapi perubahan arah penelitian atau kendala tak terduga. Fleksibilitas dan kemampuan beradaptasi sangat penting dalam penelitian doktoral.
12. Bangun Portofolio Akademik
Mulailah membangun CV akademik sejak dini. Publikasikan hasil penelitian, presentasikan di konferensi, dan cari peluang mengajar jika memungkinkan.
Dengan menerapkan tips-tips ini, mahasiswa PhD dapat menjalani proses studi dengan lebih efektif dan meningkatkan peluang kesuksesan akademik maupun profesional di masa depan.
Prospek Karir Pemegang Gelar PhD
Gelar PhD membuka berbagai peluang karir yang menarik, baik di dunia akademik maupun non-akademik. Berikut ini beberapa prospek karir yang umumnya tersedia bagi pemegang gelar PhD:
1. Karir Akademik
- Dosen di perguruan tinggi
- Peneliti di lembaga penelitian universitas
- Pimpinan departemen atau fakultas
- Konsultan pendidikan tinggi
2. Penelitian dan Pengembangan
- Peneliti di lembaga penelitian pemerintah
- Ilmuwan di laboratorium industri
- Manajer riset dan pengembangan di perusahaan
- Konsultan riset independen
3. Industri dan Bisnis
- Analis data senior
- Ahli strategi bisnis
- Konsultan manajemen
- Pengembang produk inovatif
4. Pemerintahan dan Kebijakan Publik
- Analis kebijakan
- Penasihat ilmiah pemerintah
- Diplomat ilmiah
- Manajer program pemerintah
5. Organisasi Non-Profit
- Direktur program
- Manajer riset dan evaluasi
- Spesialis pengembangan dana
- Konsultan kebijakan sosial
6. Kewirausahaan
- Pendiri startup berbasis teknologi
- Konsultan independen
- Penulis dan pembicara publik
- Pengembang produk edukasi
7. Media dan Komunikasi
- Jurnalis ilmiah
- Penulis teknis
- Produser konten edukasi
- Manajer komunikasi ilmiah
8. Teknologi Informasi
- Ilmuwan data
- Peneliti kecerdasan buatan
- Arsitek sistem kompleks
- Manajer proyek teknologi tinggi
9. Kesehatan dan Farmasi
- Peneliti klinis
- Pengembang obat
- Konsultan regulasi medis
- Manajer uji klinis
10. Pendidikan dan Pelatihan
- Pengembang kurikulum
- Spesialis pelatihan korporat
- Konsultan e-learning
- Evaluator program pendidikan
Perlu diingat bahwa prospek karir pemegang PhD dapat sangat bervariasi tergantung pada bidang studi, pengalaman, dan keterampilan tambahan yang dimiliki. Fleksibilitas, kemampuan beradaptasi, dan pembelajaran berkelanjutan menjadi kunci untuk memanfaatkan berbagai peluang karir yang tersedia bagi pemegang gelar PhD.
FAQ Seputar Gelar PhD
1. berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan program phd.
Umumnya program PhD membutuhkan waktu 3-7 tahun untuk diselesaikan, tergantung pada bidang studi, universitas, dan kecepatan penelitian mahasiswa.
2. Apakah gelar master diperlukan untuk mengambil program PhD?
Di banyak negara, gelar master umumnya diperlukan sebelum mengambil PhD. Namun, beberapa program memungkinkan mahasiswa masuk langsung dari jenjang sarjana ke PhD.
3. Apa perbedaan utama antara PhD dan gelar profesional seperti MD atau JD?
PhD lebih berfokus pada penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan, sementara gelar profesional seperti MD (dokter) atau JD (hukum) lebih menekankan pada praktik profesional di bidang tertentu.
4. Apakah mungkin menempuh PhD sambil bekerja?
Beberapa universitas menawarkan program PhD paruh waktu yang memungkinkan mahasiswa untuk bekerja sambil studi. Namun, ini dapat memperpanjang durasi program dan membutuhkan manajemen waktu yang sangat baik.
5. Bagaimana prospek kerja untuk pemegang gelar PhD di Indonesia?
Di Indonesia, pemegang gelar PhD memiliki prospek baik di dunia akademik sebagai dosen atau peneliti. Selain itu, semakin banyak perusahaan dan lembaga pemerintah yang mencari tenaga ahli dengan kualifikasi PhD untuk posisi-posisi strategis.
6. Apakah gelar PhD dari luar negeri diakui di Indonesia?
Gelar PhD dari universitas luar negeri yang terakreditasi umumnya diakui di Indonesia. Namun, untuk bekerja di sektor publik atau pendidikan tinggi, mungkin diperlukan proses penyetaraan ijazah melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
7. Bagaimana cara mendapatkan beasiswa untuk program PhD?
Banyak universitas, pemerintah, dan lembaga swasta menawarkan beasiswa untuk program PhD. Cara mendapatkannya meliputi pencarian aktif informasi beasiswa, persiapan dokumen aplikasi yang kuat, dan seringkali melibatkan proses seleksi yang kompetitif.
8. Apakah publikasi ilmiah wajib selama program PhD?
Kebijakan publikasi berbeda-beda antar universitas dan program studi. Banyak program PhD mensyaratkan mahasiswa untuk mempublikasikan hasil penelitiannya di jurnal ilmiah sebagai bagian dari persyaratan kelulusan.
9. Bagaimana cara memilih pembimbing PhD yang tepat?
Pilihlah pembimbing yang memiliki keahlian di bidang penelitian Anda, rekam jejak pembimbingan yang baik, dan gaya kerja yang cocok dengan Anda. Lakukan riset tentang publikasi dan proyek penelitian calon pembimbing sebelum memutuskan.
10. Apakah gelar PhD menjamin kesuksesan karir?
Gelar PhD membuka banyak peluang karir, namun kesuksesan tetap bergantung pada berbagai faktor seperti keterampilan individu, pengalaman, jaringan profesional, dan kemampuan beradaptasi dengan tuntutan pasar kerja.
Memahami berbagai aspek seputar gelar PhD ini dapat membantu calon mahasiswa membuat keputusan yang lebih informasi mengenai studi lanjut mereka. Penting untuk mempertimbangkan dengan matang tujuan karir jangka panjang sebelum memutuskan untuk menempuh program PhD.
Disclaimer: Artikel ini ditulis ulang oleh redaksi dengan menggunakan Artificial Intelligence
phd gelar apa
Pendidikan tinggi, gelar doktor, penelitian akademik, karir akademik, beasiswa doktoral.
Timnas Indonesia
Kurnia Meiga Sebut Timnas Indonesia Selalu Punya Stok Kiper Berbakat, dari Maarten Paes, Emil Audero hingga Cyrus Margono
Analisis Potensi Lawan Timnas Indonesia di Semifinal Piala AFF 2024: Thailand, Singapura, atau Malaysia?
Jelang Timnas Indonesia vs Filipina di Piala AFF 2024: Muhammad Ferrari Unjuk Aksi dengan Michael Baldisimo dalam Duel Pertahanan
Duel Sengit Rafael Struick vs Javier Gayoso di laga Terakhir Grup B Piala AFF 2024 Indonesia vs Filipina, Jadi Ujung Tombak Skuad
Pertandingan Seru Pemain Luar Negeri Timnas Indonesia vs Filipina di Piala AFF 2024
Duel Marselino Ferdinan dan Sandro Reyes, Dua Gelandang Kreatif di Timnas Indonesia dan Filipina di Piala AFF 2024
Prabowo subianto.
Putusan Prabowo, 2 Proyek Jalan Tol Ini Terancam Batal Dibangun
VIDEO: Prabowo Bakal Maafkan Koruptor, Ganjar: Gimana?
Prabowo Setop Proyek Jalan Tol Baru, Fokus Efisiensi dan Prioritas
Zulhas Minta Kader PAN Wujudkan Cita-cita Swasembada Pangan Presiden Prabowo
Prabowo Kritik Dunia di KTT D-8: HAM Bukan untuk Orang Muslim, Ini Sangat Menyedihkan
Prabowo di KTT D-8: Tanpa Persatuan, Kita Tidak Mungkin Kuat
Pilkada 2024.
Analis Ungkap Hoaks Politik Tahun 2019 Lebih Berbahaya Ketimbang 2024
Hoaks Bertema Pengaturan Hasil Pemilu Jadi yang Teratas di Platform X
Menengok Peluang Anies Jadi Kader dan Diundang di HUT PDIP Mendatang
Jokowi Dipecat, Anies Bakal Jadi Tokoh Baru PDIP?
Polisi Ajak Akademisi Universitas Rokania Jaga Kedamaian usai Pilkada
Pilkada 2024, Akurasi Quick Count Voxpol Mendekati Real Count KPU
Jadwal BRI Liga 1 2024/2025, 20-22 Desember: Persebaya Surabaya vs Borneo FC
Jadwal dan Siaran Langsung BRI Liga 1 2024/2025 Pekan 16 di Vidio
Hasil BRI Liga 1 Barito Putera vs Persib Bandung: Jaga Rekor Tak Terkalahkan, Pangeran Biru Dekati Persebaya Surabaya
3 Klub BRI Liga 1 2024/2025 dengan Prestasi Menarik Sampai Pekan ke-15
Hasil bri liga 1 2024/2025: sikat psis, pss sleman tinggalkan zona merah.
Hasil BRI Liga 1 Malut United vs PSM Makassar: Drama 4 Gol di Babak Pertama, Laskar Kie Raha Imbangi Juku Eja
Video terkini.
Apa Itu Gelar PhD? PhD dan Doktor Apakah Sama? Berikut Jawabannya
Apa Itu Program PhD?
Apa Itu Program Doktor?
- gelar doktor
- universitas luar negeri
- perguruan tinggi
Mendikti Saintek Tunda Implementasi Permendikbudristek Nomor 44 Tahun 2024 tentang Dosen
Berapa Gaji Dosen Swasta per SKS di Indonesia? Begini Rinciannya
Profil dan Biodata Dhaniswara K. Harjono, Rektor UKI yang Awalnya Bermimpi Menjadi Seorang TNI
Aiman Witjaksono Dorong Kampus Beradaptasi dengan Perkembangan Industri
Bakal Digelar Rutin, Kuliah Umum Perluas Wawasan Mahasiswa MNC University
MNC University Terapkan Kuliah Berbasis Proyek, Mahasiswa Terjun Langsung ke Industri
Mahasiswa MNC University Antusias Ikuti Kuliah Umum di iNews Tower, Bahas Critical Thinking
Prabowo Ceritakan Ketokohan Gus Dur di Hadapan Ribuan Mahasiswa Al-Azhar
Dukung IAIN Kendari Jadi UIN, Pj Gubernur Sultra Silaturahmi dengan Menag Nasaruddin Umar
Hari Pertama Angkutan Nataru, KAI Berangkatkan 101.427 Penumpang
Pengelolaan Perbatasan RI-PNG Jadi Sorotan Utama di Sidang JBC ke-38
Doa Minta Perlindungan dari Bencana Alam, Wabah, dan Perang
Profil Gideon Saar, Menlu Zionis yang Tutup Kedubes Israel di Irlandia
Polisi Tangkap Pasutri Pemeran Video Mesum Threesome di Sumut
Kemendikdasmen Pamer Hasil Karya Kursus dan Pelatihan, Inovasi Kecantikan hingga Mode
Apa arti dokter konsulen istilah yang viral karena kasus dokter koas di palembang, 11 posko pelayanan kjp plus dan kjmu, ini lokasi dan jam operasionalnya, 7 jurusan yang cocok dipilih untuk peminat geografi di snbp 2025, apa boleh dana kip dipotong oleh sekolah atau kampus hati-hati diproses hukum.
PhD dan Doktor: Apa yang Membedakan Gelar Lulusan S3 di Berbagai Negara?
Gelar doktor atau PhD (Doctor of Philosophy) adalah pencapaian akademis tertinggi yang dapat diraih oleh seseorang di dunia pendidikan. Namun, di berbagai negara, istilah ini sering kali memiliki makna dan persyaratan yang berbeda. Memahami perbedaan ini penting untuk calon mahasiswa yang berencana melanjutkan studi ke jenjang doktoral, serta untuk akademisi yang ingin memahami sistem pendidikan internasional. Artikel ini akan membahas perbedaan antara PhD dan gelar doktor di berbagai negara, serta bagaimana sistem pendidikan memengaruhi gelar lulusan S3.
Apa Itu Gelar PhD?
PhD, atau Doctor of Philosophy, adalah gelar akademis yang diberikan setelah menyelesaikan program pendidikan doktoral. PhD dikenal sebagai gelar universitas yang paling umum di banyak negara dan sering kali dianggap sebagai standar internasional untuk pendidikan doktoral. Program PhD biasanya melibatkan penelitian mendalam dalam bidang tertentu, diikuti dengan penulisan disertasi yang memberikan kontribusi baru terhadap pengetahuan di bidang tersebut.
Perbedaan Gelar Doktor di Berbagai Negara
- Amerika Serikat dan Kanada
Di Amerika Serikat dan Kanada, gelar PhD adalah yang paling umum untuk lulusan S3. Program PhD di kedua negara ini umumnya mencakup komponen kursus yang intensif, ujian kualifikasi, dan disertasi penelitian. Penekanan utama adalah pada penelitian orisinal dan kontribusi terhadap ilmu pengetahuan. Sementara itu, gelar “Doctor” di luar konteks PhD seperti Doctor of Medicine (MD) atau Doctor of Education (EdD) memiliki tujuan dan struktur yang berbeda, biasanya lebih terfokus pada aplikasi praktis dan profesional daripada penelitian.
Di Eropa, gelar PhD juga sangat umum, tetapi sistem pendidikan doktoral bisa berbeda tergantung pada negara. Misalnya, di Inggris dan negara-negara Eropa lainnya seperti Jerman, program PhD sering kali lebih fokus pada penelitian independen tanpa banyak kursus formal di awal program. Di Inggris, gelar PhD bisa diikuti oleh gelar lain seperti Doctor of Science (DSc) untuk peneliti yang telah membuat kontribusi signifikan di bidangnya. Di Jerman, gelar doktor biasanya disebut “Doktor” dan memiliki proses yang mirip dengan PhD, tetapi dengan fokus yang lebih besar pada penyelesaian disertasi dan ujian lisan.
Di Asia, sistem pendidikan doktoral bervariasi dari satu negara ke negara lain. Di Jepang, misalnya, gelar doktor (博士, Hakase) mencakup penelitian intensif, dan setelah menyelesaikan disertasi, mahasiswa harus menghadapi ujian lisan. Di China, gelar doktor mirip dengan PhD dan sering kali melibatkan kursus serta penelitian, tetapi ada penekanan yang kuat pada penelitian terapan dan kontribusi praktis. Di India, gelar doktor juga mirip dengan PhD, tetapi proses pendaftaran dan persyaratannya dapat berbeda, seperti persyaratan untuk mempresentasikan penelitian di seminar yang relevan.
Di Australia, gelar PhD adalah yang paling umum dan serupa dengan sistem di Amerika Serikat dan Inggris. Program PhD di Australia sering kali berfokus pada penelitian independen dengan sedikit kursus di awal program. Di Australia, ada juga gelar lain seperti Doctor of Education (EdD) yang dirancang untuk praktisi pendidikan yang ingin fokus pada penerapan teori dan praktik.
Gelar Doktor Lainnya
Selain PhD, terdapat berbagai gelar doktor lain yang dirancang untuk tujuan yang berbeda. Gelar-gelar ini sering kali memiliki fokus praktis atau profesional dan tidak selalu melibatkan penelitian mendalam seperti yang dilakukan dalam program PhD:
- Doctor of Business Administration (DBA): Gelar ini sering kali ditujukan untuk praktisi bisnis yang ingin menggabungkan pengetahuan teori dengan pengalaman praktis. DBA lebih fokus pada aplikasi bisnis daripada penelitian dasar.
- Doctor of Education (EdD): Gelar ini ditujukan untuk profesional di bidang pendidikan yang ingin mengembangkan keterampilan kepemimpinan dan pengajaran. EdD sering kali menggabungkan penelitian dengan penerapan praktis dalam konteks pendidikan.
- Doctor of Medicine (MD): Di beberapa negara, MD dianggap sebagai gelar doktoral di bidang medis. Namun, di negara lain seperti Amerika Serikat, MD adalah gelar profesional yang tidak sama dengan PhD dalam hal penelitian akademis.
Meskipun gelar PhD dan doktor di berbagai negara sering kali memiliki tujuan dan persyaratan yang berbeda, semua gelar ini menunjukkan pencapaian akademis tertinggi dalam bidang studi tertentu. PhD adalah gelar internasional yang sering diakui secara luas, tetapi setiap negara memiliki sistem pendidikan dan gelar yang unik yang mencerminkan kebutuhannya sendiri.
Memahami perbedaan ini sangat penting bagi calon mahasiswa yang ingin melanjutkan studi ke jenjang doktoral di luar negeri atau bagi akademisi yang ingin memahami sistem pendidikan internasional. Dengan pengetahuan ini, individu dapat membuat keputusan yang lebih baik tentang jalur akademis yang sesuai dengan tujuan mereka dan mempersiapkan diri untuk tantangan yang akan dihadapi di tingkat pendidikan tinggi.
Dengan informasi yang tepat, calon doktoral dapat memilih program yang paling sesuai dengan kebutuhan mereka dan memanfaatkan peluang yang ada untuk mencapai tujuan akademis dan profesional mereka. (Ns. Khadijah)
Jangan Lewatkan
No More Posts Available.
No more pages to load.
PhD vs Doktor: Perbedaan dan Perbandingan
PhD dan Doktor adalah gelar akademik tingkat tinggi yang diperoleh siswa selama tiga tahun atau lebih dari studi tingkat pascasarjana.
Pengambilan Kunci Ph.D. (Doctor of Philosophy) adalah jenis doktor tertentu yang diberikan di berbagai bidang studi. Sebaliknya, gelar doktor adalah istilah umum untuk gelar akademik tertinggi dalam suatu disiplin ilmu. Ph.D. berfokus pada penelitian asli, analisis kritis, dan penciptaan pengetahuan baru. Pada saat yang sama, gelar doktor lainnya mungkin menekankan praktik profesional, seperti Doctor of Education (EdD) atau Doctor of Business Administration (DBA). Ph.D. dan gelar doktor lainnya memerlukan studi dan penelitian yang luas, dengan perbedaan utama adalah fokus dan sifat penelitian.
PhD vs Doktor
Perbedaan antara PhD dan Doktor adalah bahwa yang pertama adalah studi yang lebih teoretis berdasarkan teori-teori baru. Pada saat yang sama, yang terakhir mengeksplorasi mempelajari ide-ide yang sudah ada secara lebih mendalam dan praktis.
A PhD atau "Doctorate of Philosophy" adalah gelar yang menyatakan seseorang secara teoritis berpengalaman dan terkini dalam bidang studi yang telah mereka pilih. Itu dilakukan segera setelah siswa menyelesaikan gelar master mereka.
Gelar Doktor atau "Doktor Profesional" adalah gelar yang jauh lebih berbasis penelitian yang memungkinkan siswa untuk menguasai bidang studi mereka dan juga mendapatkan aplikasi lapangan.
Tabel perbandingan
Apa itu PhD?
PhD atau "Doctorate of Philosophy" adalah gelar tingkat tinggi atau "Gelar Terminal", yang memberi seseorang otoritas penuh atas subjek atau bidang studi mereka dan memperluas pengetahuan yang ada.
Bacaan Serupa
- PhD vs JRF: Perbedaan dan Perbandingan
- DNP vs PhD: Perbedaan dan Perbandingan
- MD vs PhD: Perbedaan dan Perbandingan
- PsyD vs PhD: Perbedaan dan Perbandingan
- Magister vs PhD: Perbedaan dan Perbandingan
Kata filsafat dalam PhD jangan disamakan dengan subjek "Filsafat". Sebaliknya, itu berarti "Cinta kebijaksanaan" dalam bahasa Yunani, sedangkan Doctor berarti "Memiliki gelar tertinggi."
Oleh karena itu, gelar PhD adalah gelar tertinggi yang diberikan kepada seseorang yang mencintai dan ingin menjelajahi dunia kebijaksanaan di bidangnya.
Siswa mendaftar untuk gelar PhD di bidang sains dan sastra setelah mencapai master mereka. Untuk mencapai gelar PhD membutuhkan tiga tahun atau lebih studi pascasarjana.
PhD adalah studi teoretis yang mengeksplorasi teori-teori baru dan inovatif dalam suatu bidang atau materi pelajaran. Tidak ada penelitian praktis yang dilakukan di sini.
Selama PhD disertasi program, kemungkinan terobosan dalam teori baru dinilai dan ditinjau oleh panel berdasarkan temuan ilmiah atau bukti yang memadai yang diberikan oleh sarjana.
Tahapan dalam program PhD adalah -
- Penciptaan Teori
- Bukti pendukung dan temuan ilmiah
Setelah makalah disertasi kandidat PhD diterima, mereka diberikan sertifikasi dan gelar "Doktor" sebagai tanda pengakuan atas pekerjaan yang telah dicapai.
Apa itu Doktor?
Doktor profesional adalah gelar yang lebih tinggi atau "gelar terminal" yang memungkinkan seseorang untuk mencapai pengetahuan dan kebijaksanaan tertinggi yang dapat dicapai dalam bidang apa pun, baik teknik, Hukum, atau Kedokteran.
Seseorang melamar gelar doktor setelah mereka menyelesaikan program masternya (persyaratan untuk memenuhi syarat untuk gelar doktor).
Periode kursus Doktor bervariasi dari bidang studi hingga jenis materi studi dan dapat memakan waktu tiga tahun atau lebih untuk menyelesaikannya.
Doktor adalah penelitian yang lebih praktis atau berbasis praktik di bidang minat siswa.
Siswa tidak terutama menghasilkan teori-teori baru yang inovatif tetapi sebaliknya mengeksplorasi pengetahuan yang sudah ada dan mengajukan pertanyaan untuk memecahkan masalah dunia nyata.
Tahapan dalam program Doktor adalah –
- Eksplorasi teori-teori yang ada
- Temuan penelitian yang mendukung
Setelah semua penelitian selesai dan hasil akhir serta temuan telah disusun dan diserahkan, dewan atau panel meninjau karya sarjana tersebut. Jika diterima, orang tersebut diberikan sertifikasi bersama dengan gelar "Dokter".
Perbedaan Utama Antara PhD dan Doktor
- PhD adalah studi di bidang sains dan humaniora. Doktor dilakukan di banyak departemen pendidikan, seperti Kedokteran dan hukum.
- PhD adalah studi teoretis tentang subjek minat siswa. Doktor profesional adalah program studi penelitian berbasis praktis.
- Kandidat mempelajari dan mengembangkan teori baru dalam program PhD tanpa penelitian. Dalam program doktor, para sarjana melakukan penelitian mereka pada pengetahuan yang ada dan memecahkan masalah dunia nyata.
- PhD memungkinkan seseorang untuk memegang otoritas tinggi atas mata pelajaran mereka dan akan memungkinkan mereka untuk mengajarkannya. Gelar Doktor dilakukan oleh para profesional yang bekerja untuk maju di bidangnya dan memimpin industri.
- Tidak ada temuan empiris yang dinilai dalam program PhD, hanya makalah disertasi. Sedangkan pada program doktor, temuan penelitian melalui kerja nyata harus dipresentasikan untuk meraih gelar.
- https://books.google.com/books?hl=en&lr=&id=1i4lDwAAQBAJ&oi=fnd&pg=PP1&dq=PhD+and+Doctorate&ots=d-ryti76mT&sig=KecdvSul47CUsLiLvh4_WNv97ck
Saya telah berusaha keras menulis posting blog ini untuk memberikan nilai kepada Anda. Ini akan sangat membantu saya, jika Anda mempertimbangkan untuk membagikannya di media sosial atau dengan teman/keluarga Anda. BERBAGI ADALAH ️
Emma Smith memegang gelar MA dalam bahasa Inggris dari Irvine Valley College. Dia telah menjadi Jurnalis sejak tahun 2002, menulis artikel tentang bahasa Inggris, Olahraga, dan Hukum. Baca lebih lanjut tentang saya tentang dia halaman bio .
21 Komentar
Penjelasan mendalam tentang apa yang dimaksud dengan gelar PhD dan Doktor sangat berharga bagi siapa pun yang mempertimbangkan untuk melanjutkan pendidikan tinggi. Bagus sekali!
Memang benar, artikel ini wajib dibaca oleh siapa pun yang ingin memperluas pemahaman mereka tentang lanskap akademis.
Tentu saja, artikel ini menawarkan gambaran komprehensif tentang perbedaan dan nuansa gelar akademis tingkat lanjut ini.
Tabel perbandingan sangat membantu dalam memahami perbedaan utama antara PhD dan Doktor dalam format yang ringkas. Tambahan yang bagus untuk artikel ini!
Jelasnya, tabel ini menyederhanakan informasi yang kompleks dan membuatnya lebih mudah diakses oleh pembaca.
Perincian rinci tentang sifat studi, tujuan, dan hasil untuk gelar PhD dan Doktor sangatlah mendalam. Artikel ini berfungsi sebagai sumber yang bagus bagi mereka yang mencari kejelasan tentang subjek ini.
Saya sangat setuju. Artikel ini secara efektif menangkap esensi dari gelar akademis ini.
Tentu saja, kedalaman informasi yang diberikan di sini patut diacungi jempol.
Sepotong rinci dan informatif tentang perbedaan antara PhD dan Doktor. Layak dibaca bagi siapa pun yang tertarik mengejar gelar akademis yang lebih tinggi.
Perbedaan antara gelar PhD dan Doktor sangatlah penting, dan artikel ini berhasil menyoroti variasi sifat studi dan tujuan masing-masing gelar.
Saya sangat setuju. Penting bagi individu untuk memahami sepenuhnya perbedaannya sebelum memulai perjalanan doktoral.
Saya menemukan rincian sifat studi, tujuan, dan hasil untuk gelar PhD dan Doktor sangat mencerahkan. Ini benar-benar memperjelas perbedaan antara keduanya.
Tentu saja, artikel ini berhasil mengartikulasikan perbedaan-perbedaan tersebut dengan cara yang sistematis.
Penjelasan menyeluruh tentang gelar PhD dan Doktor sangat mencerahkan dan menggugah pikiran. Ini menawarkan wawasan berharga bagi calon kandidat doktor.
Saya menemukan perbandingan antara gelar PhD dan Doktor sangat informatif, menjelaskan perbedaan masing-masing gelar.
Saya setuju, artikel ini memberikan pemahaman komprehensif tentang kompleksitas yang terlibat dalam upaya akademis tingkat lanjut ini.
Informasi yang diberikan di sini penting bagi calon mahasiswa PhD dan Doktor untuk membuat keputusan yang tepat mengenai kegiatan akademis mereka.
Artikel ini memberikan pemahaman komprehensif tentang gelar PhD dan Doktor, menjelaskan perbedaan masing-masing gelar. Ditulis dengan baik dan informatif!
Setuju, sungguh menyegarkan melihat konten yang diteliti dengan baik dan mendetail mengenai subjek ini.
Artikel ini memberikan perbandingan komprehensif antara PhD dan Doktor, memberikan pemahaman yang jelas tentang perbedaan dan sifat masing-masing gelar. Sangat informatif!
Tentu saja, ini adalah sumber daya yang bagus bagi siapa pun yang mempertimbangkan untuk mengejar gelar akademis yang lebih tinggi.
Tinggalkan Balasan Batalkan balasan
Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Bidang yang harus diisi ditandai *
Nama *
Email *
Tambahkan Komentar *
Simpan nama, email, dan situs web saya di browser ini untuk lain kali saya berkomentar.
Ingin menyimpan artikel ini untuk nanti? Klik hati di pojok kanan bawah untuk menyimpan ke kotak artikel Anda sendiri!
IMAGES
COMMENTS
Jul 14, 2023 · Hal berikutnya yang perlu dibahas dan dipahami selain tentang apa itu PhD, adalah perbedaan PhD dan Doktor. Sebelumnya, kedua gelar ini punya persamaan yakni sama-sama didapatkan oleh lulusan S3. Jadi, setelah menyelesaikan pendidikan S3 seorang mahasiswa bisa mendapatkan gelar Doktor maupun PhD, biasanya salah satunya.
Sep 6, 2023 · PhD dan Doktor adalah gelar akademik tertinggi (S3) yang diperoleh dari perguruan tinggi di dalam atau luar negeri. Pelajari definisi, tujuan, dan syarat mendapatkan keduanya di sini.
Nov 20, 2024 · PhD itu sendiri adalah gelar akademis tertinggi yang diberikan di beberapa negara di dunia. Pada kali ini akan membahas secara ringkas apa itu gelar PhD dan bagaimana perbedaannya dengan Doktor, terutama dalam konteks pendidikan di Indonesia.
Mar 13, 2024 · Seperti gelar Doktoral, PhD adalah gelar pendidikan yang didapatkan ketika seorang mahasiswa S3 telah selesai masa perkuliahannya. Jika sudah menyelesaikan jenjang pendidikan tertinggi yakni S3, maka seseorang tersebut dianggap sebagai ahli dalam bidang keilmuan yang diambil dan kemudian mendapatkan gelar tersebut.
4 days ago · PhD dapat diperoleh di berbagai bidang keilmuan dan menjadi penanda pencapaian tertinggi dalam riset akademik. Artikel ini akan membahas secara mendalam tentang apa itu gelar PhD, perbedaannya dengan gelar doktor, serta berbagai aspek penting terkait studi doktoral.
Aug 28, 2023 · Jadi, PhD maupun Doktor memang sama-sama gelar pendidikan tertinggi di dunia akademik. Lantas apa saja perbedaan keduanya? Untuk menjawabnya, artikel kali ini akan membahasnya Apa Itu Program PhD? PhD merupakan kependekan dari Doctor of Philosophy. Meskipun ada kata philosophy yang artinya filsafat, namun gelar PhD tidak lantas hanya dimiliki ...
May 6, 2024 · Apa Itu Gelar PhD? Dikutip dari Coursera, PhD adalah gelar akademik yang menggabungkan pengetahuan umum dengan penguasaan yang lebih spesifik di suatu bidang.. Misalnya, mendapatkan gelar PhD di bidang ilmu politik berarti kamu memiliki landasan umum di bidang tersebut, sekaligus menguasai bidang yang lebih spesifik, seperti politik Amerika atau ekonomi politik.
Aug 13, 2024 · Apa Itu Gelar PhD? PhD, atau Doctor of Philosophy, adalah gelar akademis yang diberikan setelah menyelesaikan program pendidikan doktoral. PhD dikenal sebagai gelar universitas yang paling umum di banyak negara dan sering kali dianggap sebagai standar internasional untuk pendidikan doktoral.
Kata filsafat dalam PhD jangan disamakan dengan subjek "Filsafat". Sebaliknya, itu berarti "Cinta kebijaksanaan" dalam bahasa Yunani, sedangkan Doctor berarti "Memiliki gelar tertinggi." Oleh karena itu, gelar PhD adalah gelar tertinggi yang diberikan kepada seseorang yang mencintai dan ingin menjelajahi dunia kebijaksanaan di bidangnya.
May 16, 2023 · Gelar PhD adalah gelar akademik yang berfokus pada penelitian teoritis di bidang tertentu, sementara gelar doktor bisa berupa akademik atau profesional. Artikel ini menjelaskan definisi, perbedaan, persyaratan, dan kampus terbaik untuk gelar PhD di luar negeri.